Cara Menghitung Laba – Menghitung laba bersih dalam bisnis minuman, terutama yang menggunakan bubuk minuman, adalah langkah penting untuk memastikan bisnis Anda tetap berjalan dengan baik dan menguntungkan. Ketika Anda berjualan minuman, mengetahui berapa banyak keuntungan yang Anda dapatkan setelah semua biaya dikeluarkan sangatlah penting. Ini bukan hanya tentang melihat angka di akhir bulan, tetapi juga tentang memahami setiap komponen biaya yang terlibat, seperti bahan baku, biaya operasional, dan lainnya.
Untuk menghitung laba bersih, Anda perlu memulai dengan menghitung semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat minuman, termasuk harga bubuk minuman, gula, es, hingga kemasan. Setelah mengetahui total biaya, Anda bisa mengurangkan jumlah tersebut dari pendapatan total penjualan minuman. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan gambaran jelas tentang seberapa besar laba yang Anda peroleh dan memastikan bahwa harga jual yang ditetapkan sudah sesuai untuk mencapai keuntungan yang maksimal. Simak selengkapnya berikut ini.
Cara Menghitung Keuntungan Bisnis Minuman
Identifikasi Setiap Item Biaya Produksi
Langkah pertama dalam menghitung keuntungan jualan minuman adalah mengidentifikasi setiap item biaya produksi. Proses ini harus dilakukan secara detail untuk memastikan semua biaya yang terlibat dalam produksi tercatat dengan benar. Biaya produksi dalam bisnis minuman dengan bubuk minuman terbagi menjadi dua jenis: biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi meningkat, seperti sewa tempat atau gaji karyawan tetap. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi, seperti pembelian bahan baku, listrik, dan air.
Mengetahui dan memisahkan biaya tetap dan variabel, Anda dapat memahami berapa besar biaya yang diperlukan untuk memproduksi setiap unit minuman. Misalnya, dalam bisnis minuman dengan bubuk minuman, biaya variabel dapat mencakup harga bubuk minuman, gula, air, dan es. Dengan data ini, Anda bisa menentukan harga jual yang tepat untuk memastikan setiap penjualan memberikan keuntungan yang sesuai.
Menyusun Laporan Laba Rugi
Setelah mengidentifikasi item biaya produksi, langkah selanjutnya adalah menyusun laporan laba rugi. Laporan ini penting karena menunjukkan sumber pendapatan dan beban usaha selama periode tertentu, sehingga Anda bisa melihat apakah bisnis Anda menghasilkan laba atau justru merugi. Untuk menghitung laba bersih, Anda bisa menggunakan rumus sederhana: Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha. Laba kotor sendiri adalah pendapatan dari penjualan minuman dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP).
Menyusun laporan laba rugi secara rutin, Anda bisa memantau kesehatan keuangan bisnis Anda. Laporan ini juga membantu Anda untuk mengambil keputusan yang tepat, seperti apakah Anda perlu menekan biaya tertentu atau meningkatkan harga jual minuman. Sebagai pelaku bisnis minuman, memahami laporan laba rugi akan memberikan gambaran jelas tentang seberapa efektif strategi penetapan harga Anda.
Hitung Biaya Pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP)
Untuk menghitung keuntungan, mengetahui harga pokok penjualan (HPP) adalah langkah yang tidak bisa dilewatkan. HPP merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi minuman hingga siap dijual. Dalam bisnis minuman dengan bubuk minuman, HPP bisa dihitung dengan rumus: HPP = Bahan baku yang digunakan + Total produksi (BTKL + Overhead pabrik) + Saldo akhir persediaan (saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan).
Menghitung HPP, Anda bisa menentukan harga jual yang adil namun tetap menguntungkan. Jika HPP Anda rendah, Anda bisa menawarkan harga yang kompetitif untuk menarik lebih banyak pelanggan. Namun, jika HPP tinggi, Anda perlu menyesuaikan harga jual untuk memastikan Anda tidak merugi. Oleh karena itu, menghitung HPP secara akurat sangat penting dalam menentukan harga jual yang tepat.
Identifikasi Saldo Persediaan Awal dan Akhir
Menghitung saldo persediaan awal dan akhir adalah langkah penting untuk memastikan tidak ada biaya yang terlewat dalam perhitungan keuntungan. Saldo awal persediaan adalah total nilai persediaan bahan baku di awal periode, yang biasanya bisa dilihat dari laporan keuangan periode sebelumnya. Untuk saldo akhir, Anda perlu mencatat berapa banyak bahan baku yang tersisa pada akhir periode.
Memahami saldo persediaan ini membantu Anda mengelola stok bahan baku dengan lebih efektif, sehingga Anda tidak kehabisan bahan baku atau menimbun terlalu banyak stok yang bisa berakhir mubazir. Dalam bisnis minuman dengan bubuk minuman, menjaga keseimbangan stok adalah kunci untuk menjaga kelancaran produksi dan meminimalkan biaya yang tidak perlu.
Baca Juga: Variasi 10 Topping Minuman Cokelat Dari Yang Murah Hingga Mahal
Menghitung Penjualan Bersih
Penjualan bersih adalah jumlah total penjualan setelah dikurangi dengan retur penjualan dan potongan penjualan. Ini adalah angka yang penting karena menunjukkan pendapatan sebenarnya yang Anda terima dari penjualan minuman. Untuk menghitung penjualan bersih, gunakan rumus: Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan – Potongan Penjualan.
Setelah enghitung penjualan bersih, Anda dapat mengetahui seberapa sukses produk minuman Anda di pasaran. Angka ini juga membantu Anda untuk memantau performa penjualan secara akurat, sehingga Anda bisa mengidentifikasi tren penjualan atau produk mana yang paling diminati. Mengetahui penjualan bersih adalah langkah penting dalam menilai keberhasilan bisnis Anda dan menentukan strategi pemasaran yang tepat.
Contoh Menghitung Keuntungan Menggunakan Bubuk Minuman
Menghitung keuntungan bisnis minuman dengan menggunakan bahan-bahan seperti FM Powder memang langkah yang sangat penting untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Mari kita rinci komponen biaya yang membentuk Harga Pokok Penjualan (HPP) berdasarkan contoh dari gambar yang Anda berikan.
- Bubuk FM Powder (30g): Bubuk minuman ini adalah bahan utama yang digunakan untuk memberikan rasa pada minuman Anda. Dalam satu gelas ukuran 16oz, Anda menggunakan 30 gram bubuk FM Powder dengan biaya Rp1.515.
- Air Mineral (50ml): Air mineral digunakan sebagai pelarut dan memberikan volume pada minuman. Untuk satu gelas, Anda membutuhkan sekitar 50ml air mineral dengan biaya Rp55.
- Simple Syrup (15ml): Simple syrup digunakan untuk memberikan rasa manis pada minuman. Dalam satu gelas, Anda membutuhkan sekitar 15ml simple syrup dengan biaya Rp250.
- Ice Cup (150g): Es batu dalam cup digunakan untuk memberikan kesegaran pada minuman dan meningkatkan volume. Biaya untuk es batu ini adalah Rp150 per gelas.
- Fresh Milk (100g): Susu segar digunakan untuk memberikan rasa creamy pada minuman Anda. Dalam satu gelas, Anda membutuhkan sekitar 100 gram fresh milk dengan biaya Rp1.500.
Total dari semua komponen ini adalah Rp3.470, yang merupakan HPP atau biaya dasar untuk membuat satu gelas minuman berukuran 16oz. Mengetahui rincian ini sangat penting, karena membantu Anda menentukan harga jual yang tepat untuk memastikan margin keuntungan yang cukup, sambil tetap menarik bagi pelanggan. Misalnya, jika Anda menjual minuman tersebut seharga Rp10.000, maka laba kotor yang Anda dapatkan adalah Rp10.000 – Rp3.470 = Rp6.530 per gelas.
Jika Anda menjual minuman tersebut dengan harga Rp10.000 per gelas, maka laba kotor yang Anda dapatkan dari satu gelas adalah Rp10.000 – Rp3.470 = Rp6.530. Misalnya, Anda berhasil menjual 100 gelas dalam sehari, maka laba kotor harian yang akan Anda peroleh adalah Rp6.530 x 100 = Rp653.000. Dalam sebulan, jika penjualan stabil pada angka 100 gelas per hari, laba kotor Anda bisa mencapai Rp653.000 x 30 = Rp19.590.000.
Namun, laba kotor ini belum memperhitungkan biaya operasional seperti listrik, gaji karyawan, sewa tempat, dan lain sebagainya. Misalkan biaya operasional bulanan Anda adalah Rp5.000.000, maka laba bersih yang Anda dapatkan dalam sebulan adalah Rp19.590.000 – Rp5.000.000 = Rp14.590.000. Dengan perhitungan ini, Anda bisa melihat potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari bisnis minuman menggunakan bubuk FM Powder.
Menghitung keuntungan secara cermat seperti ini penting untuk memantau kesehatan finansial bisnis Anda. Dengan terus melakukan evaluasi dan penyesuaian pada harga jual, jumlah produksi, dan biaya operasional, Anda dapat memastikan bahwa usaha minuman Anda terus berkembang dan memberikan keuntungan yang maksimal.